Selasa, 15 November 2011

Teknik - teknik pengumpulan data

A.Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yangdiajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Angket adalah suatudaftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS.Winkel, 1987).Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakankomunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985). Kuesioner atau angket merupakanteknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data (Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). sumber : http://www.scribd.com/doc/55893181/Angket

B.Wawancara

Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data

atau informasi dari “informan” dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, di lakukan dengan cara ”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang hendak di capai.
Menurut beberapa ahli, wawancara juga di definiusikan sebagai berikut :

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanya jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya, 1985 ).

Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari
seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Wawancarainfor m atif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi
dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk
bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
B. Tujuan wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu :
1.

Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara
dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan
ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan
perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang
menghambat pernyataannya.
2.

Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara. Oleh karena
subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke
dalam
pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha
meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3.
Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak
akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4.
Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara. Hampir
semua subyek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik
5.
Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yangkons tr uktif pada subyek
wawancara

C.Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta
yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan
langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

sumber : http://www.scribd.com/doc/22186725/Observasi-Dan-Wawancara

D.Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetakmaupunelektroniklain.

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan surat kabar. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.

Masalah penulisan dapat ditemukan dari beberapa sumber, yaitu dari pengalaman sendiri, dari teori-teori yang perlu diuji kebenarannya dan dari bahan¬bahan pustaka. Setelah masalah penelitian ditemukan, seorang peneliti perlu melakukan suatu kegiatan yang menyangkut pengkajian bahan-bahan tertulis yang merupakan sumber acuan untuk penelitiannya. Kegiatan ini, yang juga disebut studi kepustakaan, merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti baik sebelum maupun selama penelitian berlangsung. Dalam tulisan ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan studi kepustakaan, tujuan, sumber-sumber, hambatan, dan bagaimana melakukan studi kepustakaan.
Setelah menemukan masalah yang akan diteliti seorang peneliti akan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitiannya. Salah satu diantaranya adalah melakukan studi kepustakaan, yang mungkin sudah dirintisnya ketika masih ada dalam tahap mencari masalah penelitian. Penggunaan pustaka untuk ditinjau secara singkat pada dasarnya bermanfaat menunjukkan aspek ilmiah dalam penelitian yang akan disusun. Pustaka yang digunakan idealnya adalah pustaka inti yang berkaitan dengan topik penelitian. Pustaka juga menjadi rujukan konsep yang akan diteliti.

Hampir semua penelitian memerlukan studi pustaka. Walaupun orang sering membedakan antara riset kepustakaan dan riset lapangan, keduanya tetap memerlukan penelusuran pustaka. Perbedaan utamanya hanyalah terletak pada fungsi, tujuan dan atau kedudukan studi pustaka dalam masing-masing riset tersebut. Dalam riset pustaka, penelusuran pustaka lebih daripada sekedar melayani fungsi- fungsi persiapan kerangka penelitian, mempertajam metodelogi atau memperdalam kajian teoretis. Riset pustaka dapat sekaligus memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya tanpa melakukan riset lapangan.

Idealnya sebuah riset profesional menggunakan kombinasi riset pustaka dan lapangan dengan penekanan pada salah satu di antaranya. Namun ada kalanya mereka membatasi penelitian pada studi pustaka saja. Paling tidak ada tiga alasan kenapa mereka melakukan hal ini. Pertama: karena persoalan penelitian tersebut hanya bisa dijawab lewat penelitian pustaka dan mungkin tidak bisa mengharapkan datanya dari riset lapangan. Kedua: studi pustaka diperlukan sebagai satu tahap tersendiri yaitu studi pendahuluan untuk memahami gejala baru yang terjadi dalam masyarakat. Ketiga: data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya.

Setidaknya ada empat ciri utama studi kepustakaan. Pertama: peneliti berhadapan langsung dengan teks dan data angka dan bukannya dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian , orang atau benda-benda lain. Kedua, data pustaka bersifat siap pakai. Ketiga: data pustaka umumnya adalah sumber sekunder yang bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan. Keempat: kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Banyak yang menganggap bahwa riset perpustakaan identik dengan buku-buku. Anggapan ini tidak salah namun selain buku-buku ada juga data yang berupa dokumen, naskah kuno dan bahan non cetak lainnya. Jadi, perpustakaan juga menyimpan karya non cetak seperti kaset,video, microfilm, mikrofis, disket, pita magnetik, kelongsong elektronik dan lainnya.



Langkah Langkah Melakukan Riset Kepustakaan

Dalam melakukan riset kepustakaan, ada empat langkah yang biasa dilakukan.

1. Langkah pertama adalah menyiapkan alat perlengkapan berupa pensil, pulpen dan kertas catatan.
2. Langkah kedua adalah menyusun bibliografi kerja.
3. Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah mengatur waktu penelitian.
4. Langkah keempat itu yang perlu dilakukan adalah membaca dan membuat catatan penelitian.

Yang perlu diingat, sebuah catatan bibliografis harus memuat nama pengarang dan identitas buku lainnya.
sumber : http://april04thiem.wordpress.com/2010/11/12/studi-kepustakaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar