Baru membaca judunya saja saya sudah membayangkan bagaimana jika nanti kelak saya menjadi seorang wirausahawan yang sukses pasti akan lebih seru dibandingkan hanya menjadi pegawai biasa yang masih bekerja pada orang lain dan harus dimarahi oleh bos bos besar kita. Saya sempat berfikir pada saat lulus nanti akan menjadi seorang wirausahawan.
Ada hal yang membuat saya berfikir seperti itu, salah satunya banyaknya pengangguran yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Apa saya harus ikut menambah angka penggangguran di Indonesia? Tentu saya tidak ingin itu terjadi, saya akan berusaha membuat lapangan kerja bagi orang lain bukan ikut mencari lapangan kerja bagi orang lain dan secara tidak langsung kita menurunkan angka pengangguran di Indonesia, jika angka tersebut turun dapat dipastikan angka kriminalitas akibat kebutuhan terhadap uang bisa dipecahkan juga
Sabtu, 29 Oktober 2011
Dampak pemanasan global pada pedagang kaki lima
Kita seringkali mendengar istilah Global Warming (Pemanasan Global), Climate Change (Perubahan Iklim), dll. Sampai-sampai istilah-istilah tadi itu sudah tidak asing lagi dikalangan Tukang Becak, Buruh Bangunan, Buruh Angkut Barang, Tukang Parkir, Pedagang Kaki lima di Pinggir Jalan, dll. Lha gimana tidak asing lagi, istilah-istilah itu sering mereka temukan manakala mereka sedang baca koran, mendegarkan radio ataupun menonton televisi. Yang jelas masih jarang Tukang Becak, Buruh bagunan dan Pedagang Kaki lima yang mengetahuinya dari Internet hehehe.
Disini saya akan membahas tentang dampak pemanasan lobal yang dirasakan oleh pedagang kaki lima. Yang kita tahu semua bahwa profesi atau tuntutan sebagai kaki lima yang sebenarnya mereka juga tidak mau menjadi pedagang kaki lima tapi tidak bisa dihindari lagi kalau pekerjaan tersebut memang lebih banyak memakan waktu di lapangan yag panas pada siang hari.
Dengan tidak adanya pemanasan global saja kita sudah merasa panas dan gerah jika pada siang hari, bagaimana pedagang kaki lima yang haru menjajakan barang2 dagangannya kesana kemari dengan teriknya matahari itu semakin menghambat pekerjaannya.
Dan disini pun pemerintah dan dunia harus mulai memperhatikan dampak tersebut bahwa kita tidak bisa memikirkan diri sendiri saja tapi harus memikirkan rakyat keci yang mungkin dia tidak punya kipas angina tau AC di dalam rumahnya untuk menyejukan di siang hari.
Disini saya akan membahas tentang dampak pemanasan lobal yang dirasakan oleh pedagang kaki lima. Yang kita tahu semua bahwa profesi atau tuntutan sebagai kaki lima yang sebenarnya mereka juga tidak mau menjadi pedagang kaki lima tapi tidak bisa dihindari lagi kalau pekerjaan tersebut memang lebih banyak memakan waktu di lapangan yag panas pada siang hari.
Dengan tidak adanya pemanasan global saja kita sudah merasa panas dan gerah jika pada siang hari, bagaimana pedagang kaki lima yang haru menjajakan barang2 dagangannya kesana kemari dengan teriknya matahari itu semakin menghambat pekerjaannya.
Dan disini pun pemerintah dan dunia harus mulai memperhatikan dampak tersebut bahwa kita tidak bisa memikirkan diri sendiri saja tapi harus memikirkan rakyat keci yang mungkin dia tidak punya kipas angina tau AC di dalam rumahnya untuk menyejukan di siang hari.
Jumat, 28 Oktober 2011
Macam macam penalaran dalam B.Indonesia
Tulus Hudabio / 21209142
Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.
Contoh :
Suatu lembaga kanker di Amerika melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kematian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mei 1952 terdaftar 187.783 laki-laki yang berumur antara 50 sampai dengan 69 tahun. Kepada mereka dikemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa lalu dan masa sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus menerus selama 44 bulan. Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang penyebab kematiannya, diperoleh data bahwa diantara 11.870 kematian yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker.
Dari seluruh jumlah kematian yang terjadi ( baik pada yang merokok maupun yang tidak ) ternyata angka kematian di kalangan pengisap rokok tetap jauh lebih tinggi daripada yang tidak pernah merokok, sedangkan jumlah kematian pengisap pipa dan cerutu tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian yang tidak pernah merokok.
Dari bukti-bukti yang terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan pengaruh yang buruk dan memperpendek umumr manusia. Cara yang paling sederhana untuk menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Contohnya :
Pada pagi hari lalu lintas di Jakarta macet dikarenakan terlalu banyak kendaraan yang menuju daerah Jakarta dan semakin banyaknya para pegawai yang bekerja dijakarta memakai kendaraan pribadi.
Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.
Contoh :
Suatu lembaga kanker di Amerika melakukan studi tentang hubungan antara kebiasaan merokok dengan kematian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mei 1952 terdaftar 187.783 laki-laki yang berumur antara 50 sampai dengan 69 tahun. Kepada mereka dikemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan merokok mereka pada masa lalu dan masa sekarang. Selanjutnya keadaan mereka diikuti terus menerus selama 44 bulan. Berdasarkan surat kematian dan keterangan medis tentang penyebab kematiannya, diperoleh data bahwa diantara 11.870 kematian yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker.
Dari seluruh jumlah kematian yang terjadi ( baik pada yang merokok maupun yang tidak ) ternyata angka kematian di kalangan pengisap rokok tetap jauh lebih tinggi daripada yang tidak pernah merokok, sedangkan jumlah kematian pengisap pipa dan cerutu tidak banyak berbeda dengan jumlah kematian yang tidak pernah merokok.
Dari bukti-bukti yang terkumpul dapatlah dikemukakan bahwa asap tembakau memberikan pengaruh yang buruk dan memperpendek umumr manusia. Cara yang paling sederhana untuk menghindari kemungkinan itu ialah dengan tidak merokok sama sekali.
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Contohnya :
Pada pagi hari lalu lintas di Jakarta macet dikarenakan terlalu banyak kendaraan yang menuju daerah Jakarta dan semakin banyaknya para pegawai yang bekerja dijakarta memakai kendaraan pribadi.
Langganan:
Postingan (Atom)