Senin, 04 Januari 2010

Menarik pembeli tanpa kata-kata

Apakah Anda memiliki alasan khusus memilih toko belanja baju favorit? Karena koleksi barang-barangnya, lokasi, atau letak, potongan harganya, atau pelayanannya yang sangat memuaskan?

Yang jelas, belanja itu menghibur. Para pelaku fesyen memiliki sejuta cara merayu pembeli. Beradu konsep meningkatkan pelayanan, menyewa tenaga-tenaga ahli untuk memperindah, merenovasi pertokoan, hingga memindahkannya ke lokasi yang lebih bergengsi.

Etalase yang tepat akan mengundang pejalan kaki untuk berhenti, masuk ke toko dan berbelanja. Di situlah tempat untuk menegaskan identitas toko, mengiklankan barang jualan, dan untuk menarik perhatian orang-orang yang berniat belanja serta di tambah dengan accecoris lainnya .

Masalah seni memajang di depan jendela pertokoan ini, Inggris memang juaranya. Para pelaku mode di sana meyakini dengan memiliki etalase menarik, berarti memiliki kebanggaan tersendiri.

Salah satu di antara ribuan pertokoan yang menggoda adalah Selfridge & Co Department Store (Selfridges). Selfridges terletak di Oxford Street dan didirikan pria Amerika Harry Gordon Selfridge, pada 15 Maret 1909.

Kesuksesan itu ia raih dengan cara inovatif. Ia meletakkan barang dagangannya sebagai pameran di jendela toko. Cara itu masih diterapkan. Toko ini telah berkolaborasi dengan beberapa galeri, museum, seniman dan desainer. Seperti Rachel Thomas yang merupakan otak dari visual display Selfridge, dan juga Sam Taylor, untuk artwork fotografinya.

Di New York, Barney's memiliki kedudukan tersendiri. Dengan menyewa Creative Director Simon Doonan, etalase pertokoan menggunakan pendekatan kontroversial. Lucu dan satir, misalnya dnegan memajang tokoh Carrie Bradshaw dari Sex and The City yang gila belanja. Hal itu mereka lakukan agar para selebritas di Hollywood menunggu-nunggu untuk dijadikan figur di etalase Barney's.

Jendela-jendela toko ini sangat dinamis, bercerita dengan lengkap tak peduli seberapa sederhana bentuk presentasinya. Ini merupakan cara yang tepat untuk mempromosikan citra dari konsep pertokoan tersebut.

Di dalam beberapa etalase, mannuquin atau boneka adalah salah satu properti yang signifikan. Boneka cantik tiga dimensi ini memang diciptakan sebagai sosok bertubuh sempurna dan ideal, yang disesuaikan dengan ukuran kecantikan standar.

Claudia Kidwell, kepala divisi kostum Smithsanian's National Museum of American History berkata, dalam setiap pergantian periode waktu, Anda akan melihat perbedaan karakteristik dalam setiap era. Dari ekspresi, bahasa tubuh (pose) dan tentunya bentuk tubuh.

Di Rue Saint Honore, distrik fesyen terkemuka di Paris, mannequin merupakan benda mode istimewa dan mewakili citra label. Mereka begitu mewakili gaya musim ini.

Salah satu yang menarik adalah yang terjadi di butik Escada. Mereka menggunakan mannequin putih dengan rambut pirang emas platina dan berpose dengan gaya para pelanggan Escada.

Berbeda lagi dengan Christian Lacroix yang memiliki boneka bergaya romantis. Warnanya abu-abu polos untuk menyeimbangkan koleksi Lacroix yang ramai dengan detail.

Mannequin ini berfungsi untuk berinteraksi dengan para pembeli, tanpa perlu berbicara sepatah kata pun ..
ini sungguh luar biasa dan di luar nalar manusia karna dengan cara ini lah pelanggan tertarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar